Just Droping To say HI !!!!DesiSmileys.com

Sabtu, 04 April 2015

SOFSKIL VALUTA ASING

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI
Perlakuan-perlakuan akuntansi menyebabkan penyesuaian-penyesuaian intemasional ini sama beragamnya dengan prosedur-prosedur translasi yang melatarbelakanginya. Karenanya, solusi-solusi yang masuk akal atas masalah bagaimana memperlakukan “keuntungan atau kerugian” translasi ini sangat dibutuhkan.
Pendekatan-pendekatan atas akuntansi bagi penyesuaian translasi dimulai dari pendekatan deferral (penundaan) hingga pendekatan yang tidak mengharuskan penundaan sama sekali, dengan perlakuan-perlakuan hibrida diantara keduanya.
Mayor deferal. Memasukkan penyesuaian-penyesuaian translasi dalam laba berjalan secara umum umum ditentang dengan alasan bahwa penyesuaian-penyesuaian tersebut hanyalah produk dari proses penyajian ulang. Yaitu, perubahan-perubahan dalam valuta domestik ekivalen dari aktiva bersih perusahaan anak di luar negeri “belum terealisasi”, tidak memiliki efek atas arus kas valuta lokal yang ditimbulkan oleh entitas di luar negeri yang mungkin sedang melakukan investasi ulang atau membayar kembali kepada perusahaan induk. Memasukkan penyesuaian-penyesuaian semacam itu dalam laba berjalan, dengan demikian, akan menyesatkan. Dalam situasi-situasi ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Meskipun begitu, pendekatan deferral, mungkin ditentang dengan alasan bahwa nilai tukar tidak kembali ke keadaan semula dengan sendirinya. Bahkan jika hal itu terjadi, penyesuaian-penyesuaiati deferral atau transaksi akan didasari pada prediksi nilai tukar, upaya yang paling susah dalam praktik. Situasi-situasi bisa timbul dimana hasil-hasil operasi mengalami salah saji hanya karena kesalahan peramalan. Bagi beberapa pihak, penundaan kerugian atau keuntungan translasi menutupi perilaku perubahan nilai tukar; yaitu, perubahan-perubahan kurs merupakan fakta historis dan pemakai-pemalcai laporan keuanganakan terlayani dengan baik jika dampak-dampak fluktuasi nilai tukar dicatat ketika dampak-dampak ini muncul. Menurut FAS No. 8(paragraf 199), “Kurs selalu berfluktuasi; akuntansi seharusnya tidak memberi kesan bahwa kurs tersebut stabil”.
Deferral dan Amortisasi. Beberapa pengamat menyukai penundaan keuntungan dan kerugian translasi dan mengamortisasikan penyesuaian-penyesuaian ini selama usia item-item neraca yang bersangkutan. Apresiasi marka terhadap dolar antar tanggal konsolidasi menghasilkan kerugian translasi. Berdasarkan asumsi bahwa biaya dari aset termasuk pengorbanan yang diperlukan untuk mengurangi dan menghapus kewajiban yang terkait, kerugian translasi akan diperlakukan sebagai bagian dari biaya aset yang bersangkutan dan diamortisasikan menjadi beban selama usia produktif aset Tersebut.
No deferral. Pilihan ketiga dalam akuntansi bagi keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian atau keuntungan tersebut dalam laporan laba-rugi secepatnya. Penundaaan macam apapun dianggap semu dan menyesatkan. Selain itu, kriteria-kriteria penundaan dianggap tidak mungkin diimplementasikan dan secara internal tidak konsisten. Jadi, pendekatan tradisionalnya adalah mengakui kerugian dengan segera tetapi hanya mengakui keuntungan sejauh keuntungan tersebut telah terealisasi. Walaupun bersifat konservatif, penundaan keuntungan translasi semata-mata dilakukan karena keuntungan “menolak” bahwa perubahan kurs telah terjadi.
Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba berjalan, sayangnya, berarti melibatkan elemen random dalam laba yang bisa mengakibatkan gejolak laba yang signifikan setiap kali nilai tukar berubah. Selain itu, memasukkan keuntungan dan kerugian “di atas kertas” semacam itu ke dalam laba yang dilaporkan bisa menyesatkan pembaca laporan keuangan, karena penyesuian-penyesuaian ini tidak selalu menyediakan informasi yang cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari perubahan kurs atas arus kas perusahaan.
Dari komentar-komentar diatas prosedur-prosedur translasi, jelas bahwa tujuan-tujuan dari translasi memiliki hubungan penting dengan hakekat dari setiap potensi penyesuaian translasi. Karenanya, jika suatu prespektif valuta lokal dipertahankan ( prespektif perusahaan lokal ), memasukkan penyesuaian translasi dalam laba berjalan tidak diperlukan. Keuntungn atau kerugian translasi harus ddiperlakukan disini sebagai penyesuaian terhadap modal, yang menyerupai perlakuan akuntansi bagi dampak-dampak perubahan tingakat harga umum.

PERDEBATAN AKUNTANSI TRANSLASI
Praktik akuntansi mata uang asing telah berkembang seiring waktu dalam respons terhadap meningkatnya kompleksitas operasional multinasional dan perubahan dalam sistem moneter internasional
·         Pra-1965
Sebelum 1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu oleh Bab 12 Accounting Research Bulletin No.43. Pernyataan tersebut mengadvokasi metode current-noncurrent. Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara langsung terhadap pendapatan. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dimasukkan ke dalam keuntungan selama periode yang ada. Kerugiannya diakui dalam pendapatan lancar.
·         1965-1975
ARB No.43 memperoleh beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Dalam keadaan khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis. Lebih jauh, translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan setelah accounting principles board opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut memberikan pilihan translasi mata uang asing lain bagi perusahaan dalam ARB No.43
·         1975-1981
Untuk mengakhiri perbedaan metode pada standar translasi mata uang asing sebelumnya, Financial acccounting Standards board (FASB) mengeluarkan FAS No.8 pada tahun 1975. Pernyataan ini secara segnifikan mengubah praktik perusahaan asing AS dalam memasukkan GAAP AS dengan menerima metode translasi mata uang asing kurs sementaraFAS No. 8 ternyata kontroversial. Sementara beberapa menghargai usulan yang teoritis, banyak yang tidak menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam pendapatan perusahaan.
·         1981-sekarang
Pada bulan mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan pertamanya. FASB mempertimbangkan FAS No.8 dan setelah beragam public meeting dan dua penjelasan berkas, akhirnya mengeluarkan statement of Financial Accounting Standards No.52 pada tahun 1981.

KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK STANDARD NO. 52
Tujuan FAS No.52 berbeda dengan FAS No.8. FAS No. 8 menggunakan sudut pandang induk perusahaan dengan mengharuskan laporan keuangan dalam mata uang asing disajikan seakan-akan seluruh transaksinya terjadi dalam mata uang dolar AS. Standar No. 52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk  perusahaan dan anak perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah. Jadi, aturan-aturan ranslasi baru ini dirancang untuk:
1.      Merefleksikan, dalam laporan konsolidasi, hasil-hasil dan hubungan-hubungan keuangan yang diukur dalam valuta primer yang dipaki oleh masing-masing entitas yang terkondolidasi dalam melakukan bisnisnya.
2.      Menyediakan informasi yang secara umum sesuai dengan damoak ekonomi perubahan nilai tukar yang diharapkan atas arus kas dan ekuitas perusahaan.
Tujuan ini didasarkan pada konsep mata uang fungsional. Penentuan mata uang fungsional menentukan pilihan metode translasi yang digunakan untuk keperluan konsolidasi dan perlakuan terhadap keuntungan dan kerugian kurs yaitu, translasi apabila mata uang lokal merupakan mata uang fungsional.
Tabel kriteria-kriteria valuta fungsioanal


FAKTOR-FAKTOR
EKONOMI
SITUASI-SITUASI YANG
MENYONGKONG VALUTA PERUSAHAAN INDUK SEBAGAI VALUTA FUNGSIONAL
SITUASI-SITUASI YANG MENYONGKONG VALUTA LOKAL SEBAGI VALUTA FUNGSIONAL
Arus kas
Mempangaruhi arus kas perusahaan induk secara langsung dan dapat ditarik kembali ke perusahaan induk saat itu juga
Terutama dalam valuta lokal dan tidak mempengaruhi arus kas perusahaan induk
Harga penjualan
Responsif terhadap perubahan kurs dan ditentukan oleh kompetisi global
Sangat tidak responsif terhadap perubahan kurs dan ditentukan secara substansial oleh kompetisi lokal
Pasar Penjualan
Sebagian besar dalam negara induk dan dalam valuta perusahaan induk
Sebagian besar dalam negara tamu dan dalam valuta lokal
Beban
sangat terkait pada faktor-faktor produktif yang diimpor dari perusahaan induk
Sebagian besar berasal dari lingkungan lokal
Pembiayaan
Terutama dari perusahaan induk atau bergantung kepada induk dalam memenuhi kewajiban hutang
Sebagian besar dalam valuta lokal dan disediakan oleh operasi-operasi lokal
Transaksi Intra Perusahaan
Sering dan ekstensif
Jarang dan tidak ekstensif

Laporan Keuangan Valuta Asing
            Translasi ketika valuta lokal merupakan valuta fungsional. Ketika valuta lokal entitas di luar negeri merupakan valuta fungsionalnya, dan catatan-catatannya dibuat dalam valuta tersebut, prosedur-prosedur kurs berlaku dipergunakan:
1.      Semua aktiva dan kewajiban valuta asing ditranslasikan ke dolar memakai kurs yang berlaku pada tanggal nerca; perkiraan-perkiraan modal ditranslasikan memakai kurs historis.
2.     Pendapatan dan beban ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal transaksi, walaupun kurs rata-rata terimbang boleh digunakan untuk tujuan kenyamanan.
3.     Keuntungan dan kerugian translasi dilaporkan terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi. 
Penyesuaian nilai tukar ini tidak akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar negeri tersebut dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara permanen.
            Translasi ika dolar ketika dolar AS merupakan valuta fungsional, laporan keuangan valuta asingnya diukur ulang ke dolar memakai metode temporal yang awalnya dianjurakn oleh FAS No. 8 , yaitu sebagai berikut:
1.      Aset dan kewajiban moneter ditranslasikan memakai kurs rata-rata untuk periode yang berlaku pada tanggal laporan keuangan; item-item non-moneter termasuk perkiraan-perkiraan modal ditranslasikan memakai kurs historis.
2.      Pendapatan dan beban ditranslasikan memakai kurs rata-rata untuk periode yang dimaksud kecuali item-ite yang berkaitan dengan item-item non moneter ( misalnya, harga pokok penjualan dan beban deprsiasi ) yang ditranslasikan memakai kurs historis.
3.      Keuntungan dan kerugian translasi dimasukan dalam laba berjalan.

Translasi apabila mata uang asing merupakan mata uang fungsional. Apabila mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lainnya. Dalam situasi ini laporan keuangan pertama - tama disajikan ulang dari mata uang lokal kedalam mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian ditranslasikan kedalam dolar AS dengan menggunkan metode kurs kini.
Pengecualian dalam metode kurs kini adalah untuk anak perusahaan yang berlokasi di tempat-tempat yang memiliki tingkat inflasi kumulatif selam 3 tahun berturut-turut.Dalam kondisi hiperinflasi seperti itu nilai dolar dianggap sebagai mata uang fungsional, sehingga menggunakan metode translasi temporal. Jika suatu entitas memiliki lebih dari satu operasi yang terpisah dan dapat dipisahkan,setiap operasi dapat dianggap sebagai entitas terpisah dengan mata uang fungsionalnya sendiri. Mata uang asing berarti semua mata uang selain mata uang negara yang bersangkutan atau semua mata uang selain mata uang fungsional dari suatu entitas. Mata uang lokal adalah mata uang dari negara tertentu atau mata uang yang dinyatakan dalam kegiatan domestik maupun luar negeri dari negara yang bersangkutan. Mata uang fungsional adalah mata uang yang berlaku di wilayah utama perusahaan.
Sekali mata uang fungsional untuk sebuah entitas asing telah ditetapkan FAS No. 52 mengharuskan mata uang tersebut digunakan secara konsisten kecuali jika terjadi perubahan dalam keadaan ekonomi mengindikasikan bahwa mata uang fungsional telah berubah.
 



Daftar Pustaka
Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar